Seminar Nasional "Angkasa Pura I Sebut Bandara NYIA Didesain Antitsunami"

By: Admin | Posted on: 16 Jan 2019

YOGYAKARTA - Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulonprogo terus dikebut. PT Angkasa Pura I mengklaim desain NYIA sudah disesuaikan dengan wilayah dan antitsunami.

Perwakilan PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Danny Setiawan mengatakan, proyek pembangunan NYIA di Kulonprogo sejak awal perencanaan telah memperhitungan beberapa aspek untuk menghasilkan proyek berstandar internasional. Di antaranya adalah panjang landasan yang sangat memadai dan jauh lebih panjang. Selain itu juga perhitungan wilayah sehingga didesain antitsunami.

"Bandara telah didesain untuk menghadapi bencana tsunami dengan ketinggian sampai dengan 15 meter. Demikian pula pengaruh gempa tektonik yang sering terjadi di daerah selatan DIY, termasuk di lokasi NYIA telah diperhitungkan dengan matang," katanya saat seminar New Yogyakarta International Airport (NYIA) dI Auditorium Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY), Sabtu (30/3/2019).

Dijelaskan, keberadaan NYIA juga diyakini akan berdampak positif pada perekonomian daerah dan pengembangan pariwisata. Hal ini lantaran NYIA menjadi wilayah strategis dengan disiapkan jalur menuju kawasan wisata terkemuka seperti Candi Borobudur. "Turis domestik maupun mancanegara akan mudah mengakses sekaligus akan makin meningkat jumlah kunjungan ke Borobudur melalui NYIA," katanya.

Dekan Fakultas Teknik UCY, Erlina mengatakan, seminar mengenai NYIA ini merupakan upaya memadukan antara teori di kampus dengan lapangan. Dengan menghadirkan beberapa pembicara menjadikan wawasan mahasiswa semakin luas. "Acara seperti ini perlu dilakukan menerus agar ada link and match antara teori di kelas dan kondisi senyatanya dilapangan, oleh karena itu selain kegiatan seminar ini juga akan dilakukan kunjungan lapangan," katanya.

Selain berbicara kondisi NYIA, seminar tersebut juga membahas mengenai konstruksi. Perwakilan dari PT. cakarbumi Mitrabeni, dalam kesempatan tersebut membahas konstruksi cakar ayam. Konstruksi ini dikenal lentur tapi rigit.

Dikatakan, penemuan pondasi cakar ayam sejak 1961 silam. Konstruksi ini digunakan sebagai fondasi tower transmisi tegangan tinggi di atas tanah lunak, rawa-rawa yang kemudian 1989 diaplikasikan di jalan tol Sitiawan & Melaka, Malaysia.

"Konsep dasarnya pelat tebal merupakan pelat tipis ditambah pipa dengan beban maksimal 10 ton, dimana cakar ayam berfungsi sebagai angker. Pada tahun 1979, konstruksi cakar ayam diaplikasikan pada pembangunana apron Bandara Internasional Juanda dan tahun 1984 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, " ungkapnya.

Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil UCY. Sukses berlangsung dengan dihadiri kurang lebih 115 peserta baik dari dalam maupun luar UCY.